Developer properti di Bandung terus berkembang dapat dilihat dari jumlah properti di kota Bandung seperti perumahan, ruko, pergudangan, rumah kantor dan lain sebagainya yang terus bertambah. Baik developer perorangan dalam jumlah terbatas maupun badan usaha terus bersaing menyediakan properti, khususnya perumahan yang nyaman dihuni.

Berdasarkan data BPS Kota Bandung tahun 2013, kurang lebih 16,6 juta wisatawan (16,1 juta turis domestik dan 500.000 turis asing) datang berkunjung ke kota kembang ini. Hal itu berdampak pada pendapatan asli daerah kota Bandung yang berasal dari bisnis pariwisata mencapai 60%.

Perkembangan industri pariwisata ini langsung berimbas pada perkembangan bisnis properti. Bandung kini semakin banyak mal-mal, bahkan dalam periode 2014-2017, kota tersebut berencana menambah sembilan mal baru.

Apartemen dan proyek-proyek perumahan semakin gencar dibuka untuk mengantisipasi meningkatnya kebutuhan hunian baik itu berupa landed house, seperti perumahan cluster dan rumah minimalis, maupun apartemen dan hotel.

Industri properti di kota Bandung rata-rata tumbuh diatas 15% dalam tahun-tahun terakhir ini. Akibat dari developer-developer yang mulai giat membangun proyek-proyek baru, harga tanah pun ikut naik, bahkan di lokasi-lokasi strategis di kota Bandung harganya sudah menyamai harga tanah di Jakarta.

Pembangunan properti yang maju pesat itu ternyata juga membawa dampak lain bagi masyarakat ko ta Bandung.

Salah satu ampak yang dirasakan masyarakat Bandung adalah perubahan suhu rata-rata yang lebih panas lima derajat dibandingkan 25 tahun yang lalu. Sejumlah developer menangkap kondisi ini dengan lebih berkonsentrasi merancang pusat hunian yang ramah lingkungan.

Berdasarkan riset dari pertumbuhan harga, tren pencarian, dan peluang investasi, sebuah situs properti menobatkan kota Bandung sebagai salah satu dari 5 kota terbaik untuk investasi properti di tanah air Indonesia.