Bisnis properti memang tidak ada matinya. Keuntungan yang menjanjikan selalu saja menarik para pebisnis maupun developer untuk terus bermain dalam bisnis ini. Seperti di Bandung, developer properti di Bandung terus berkembang, hal ini dapat dilihat dari jumlah properti di kota Bandung seperti ruko, pergudangan, rumah kantor dan lain sebagainya yang terus bertambah. Bahkan jumlah perumahan elite di Bandung juga mengalami peningkatan.

Berdasarkan data BPS Kota Bandung tahun 2013, kurang lebih 16,6 juta wisatawan (16,1 juta turis domestik dan 500.000 turis asing) datang berkunjung ke kota kembang ini. Hal ini berdampak pada pendapatan asli daerah kota Bandung yang berasal dari bisnis pariwisata mencapai 60%.

Perkembangan industri pariwisata ini langsung berimbas pada perkembangan bisnis properti. Harga tanah dan bangunan menjadi semakin mahal. Bahkan di beberapa daerah harganya sudah menyamai di kota metropolitan seperti Jakarta.

Melihat tren yang stabil dan terus meningkat, maka bisnis properti akan digemari di Bandung. Para developer pun tidak ragu lagi membangun perumahan elite di Bandung. Tidak lagi khawatir akan kesulitan mendapat konsumen.

Meningkatnya industri pariwisata Bandung juga berimbas pada perekonomian warganya. Apalagi warga Bandung terkenal sebagai warga yang kreatif. Maka kemungkinan perumahan elite di Bandung akan diserbu warga lokal pun cukup besar.

Namun, setiap ada satu sektor ekonomi yang meningkat, biasanya akan diikuti oleh dampak yang dibawanya. Salah satu dampak yang dirasakan masyarakat Bandung atas meningkatnya industri pariwisata dan juga propertinya adalah perubahan suhu rata-rata yang lebih panas lima derajat dibandingkan 25 tahun yang lalu.

Ini membuat sejumlah developer menangkap ini sebagai langkah untuk lebih berkonsentrasi dalam merancang perumahan elite di Bandung ramah lingkungan.